Histeria dari IPB sampai Senayan
Kamis, 03 Mei 2012 – 07:46 WIB
Suasana lebih 'parah' ketika menteri BUMN itu hendak keluar dari dalam ruangan tempat dia memberi kuliah. Tidak hanya standing ovation yang lebih panjang dan lebih gemuruh, Dahlan nyaris tidak bisa keluar dari GWW malam itu. Ia didatangi dan dikerubungi mahasiswa yang ingin foto bersama, minta tandatangan, salaman dan cium tangan. Histeria kembali terjadi, terutama dari kalangan mahasiswi, yang tidak sempat menyalami atau mendapatkan tandatangan dan foto bersama. Ada yang bahkan sampai menangis karena tidak bisa menggapai tangan Dahlan Iskan yang wartawan itu.
Di luar GWW telah menanti ratusan mahasiswa lainnya, tetapi lantaran sudah pukul 22 lewat dan masih ada acara, Dahlan tidak sempat menyalami kecuali membuka kaca mobil dan melambaikan tangan. “Pak Dahlaaan... Pak Dahlaaann... Pak Dahlaaaaan. Jaga kesehatan Pak Dahlaaaaan,” begitu teriak mahasiswa yang berjubel itu.
Deskripsi ini saya kemukakan untuk memberi tahu bahwa ada pejabat pemerintah yang begitu dicintai dan dijadikan idola oleh mahasiswa. Biasanya, pejabat pemerintah yang datang ke kampus di zaman reformasi dan demokratisasi ini, apa lagi menteri, sering menjadi objek caci-maki pemerintah, didemo dan direndahkan. “Pak Dahlan itu idola kami. Kami sering mendiskusikan tindakan-tindakan dan karakter beliau,” ujar seorang mahasiswa dari BEM DKI kepada saya ketika dia dan teman-temannya sedang berdemo di sebuah tempat di Jakarta.