HNW Kembali Usulkan 3 April sebagai Hari NKRI, Ini Alasannya
"Agar semua komponen masyarakat memahami bahwa kita pelanjut sejarah, kita bhinneka tapi tunggal ika, kita semua adalah satu kesatuan bangsa Indonesia, meski ada perbedaan dalam pilihan politik atau latar belakang lainnya,” ujarnya.
Apalagi, lanjut HNW, tantangan ke depan untuk menjaga dan memajukan NKRI ini tidaklah mudah.
“Ada banyak aksi-aksi yang dapat membahayakan NKRI, seperti masih munculnya gerakan separatis atau mulai bangkitnya ideologi-ideologi terlarang yang mengancam kelanjutan kedaulatan NKRI termasuk dampak dari budaya globalisasi dan perkembangan teknologi informasi,” ujarnya.
HNW mengatakan Hari NKRI pada 3 April juga bisa menjawab kesalahpahaman sejumlah kalangan terkait hubungan negara dan agama.
Hal ini sudah ditunjukan oleh Allahu Yarham Buya M Natsir pencetus Mosi Integral, yang merupakan Ketua Umum Partai Islam Masyumi.
“Di Indonesia ini, ada yang berpaham Islamophobia dan Indonesiaphobia. Islamophobia adalah yang selalu sentimen negatif bahkan bisa antipati dengan Islam dan ingin memisahkan negara dan agama," ungkapnya.
“Padahal, Pak Natsir dengan kapasitasnya sebagai Politisi ulung dan Agamawan andal sudah menunjukan dan mengajarkan kita bahwa selaku pimpinan Partai Islam terbesar pada masanya, kecintaan Beliau terhadap NKRI tidak pernah surut dan bahkan terus berupaya dengan berjuang merawat dan menjaganya, antara lain dengan Mosi Integral dan sukses laksanakan amanat sebegai Perdana Menteri Pertama di era NKRI, denga Indonesia mendapatkan pengakuan dari PBB dan keanggotaan penuh di PBB," pungkas Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini. (jpnn)