HNW: Ormas dan Partai Islam Berjasa Selamatkan Pancasila-NKRI
Sehingga tampillah tokoh Partai Islam Masyumi Sjafruddin Prawiranegara yang menyematkan NKRI dengan membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada 19 Desember 1948, setelah sejumlah pemimpin bangsa di Yogyakarta ditangkap oleh agresor Belanda.
Tidak berhenti di situ, Belanda melanjutkan tindakannya untuk mengganggu kedaulatan NKRI.
Puncaknya dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) 27 Desember 1949, yang salah satu keputusannya mengakui Republik Indonesia Serikat (RIS).
“Belanda kembali melakukan penetrasi melalui KMB. Mereka mengakui Indonesia merdeka, tetapi dalam bentuk Republik Indonesia Serikat, bukan NKRI. Indonesia dibelah menjadi 16 negara serikat,” kata Hidayat.
Namun, kata HNW, manuver itu bisa kembali digagalkan oleh tokoh Partai Masyumi, M Natsir.
Sebagai partai yang menolak KMB, M Natsir bertemu dengan banyak tokoh daerah juga dengan pimpinan fraksi-fraksi di DPR RIS dari yang paling kanan hingga kiri, termasuk dengan ketua Partai Katolik dan Kristen.
Kemudian M Natsir berpidato pada 3 April 1950 di depan sidang DPR RIS agar Indonesia kembali menjadi NKRI.
“Melalui pidato yang dikenal dengan mosi integral itu, Pak Natsir mengoreksi RIS dan agar Indonesia kembali ke cita-cita awal Indonesia merdeka, yakni NKRI," katanya.