HNW: Penghapusan Palestina dari Peta Daring Melanggengkan Penjajahan Israel
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menilai Google kembali bikin ulah yang bertentangan dengan konvensi Internasional. Kali ini malah diikuti oleh Apple. Yaitu menghapus dan atau tidak mencantumkan Palestina dalam penamaan negara di peta daring yang mereka buat.
HNW sapaan Hidayat mengatakan yang mereka tampilkan di sana adalah sebutan/nama Israel bahkan di kawasan-kawasan yang diakui PBB dan organisasi-organisasi internasional yang lain bahwa kawasan itu adalah di bawah teritorial negara Palestina.
“Kelakuan Google dan Apple dua raksasa dunia rujukan informasi daring ini, bisa jadi merupakan langkah terselubung Israel, beriringan dengan langkah-langkah brutal dan teror Israel yang terus melanjutkan pembangunan dan aneksasi di kawasan Tepi Barat dan kawasan-kawasan lain yang masih di bawah otoritas Palestina sekalipun dunia internasional mengecam dan menolaknya,” kata HNW kepada wartawan, Selasa (21/7).
Menurut HNW, sangat wajar bila Otoritas Palestina menolak “kejahatan” Google dan Apple yang menghapus Palestina dan menggantikannya dengan Israel. Dan, wajar bila mereka mengadukannya ke Mahkamah Internasional maupun PBB.
“Karena Palestina diakui eksistensinya dalam Sidang Umum PBB, dengan nama dan simbol negaranya,” kata politikus PKS ini.
Sebanyak 135 negara anggota SU PBB memutuskan status Palestina sebagai anggota pengamat di SU PBB. Demikian juga OKI, UNESCO, Mahkamah Internasional dan lembaga-lembaga internasional lainnya.
Karenanya, menurut HNW, seharusnya Pemerintah Indonesia yang tidak mengakui penjajahan Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina. Penting juga untuk segera membantu Palestina, mengoreksi blundernya Google dan Apple yang telah menghapus Palestina dan menggantikannya dengan Israel dengan mengembalikan peta daring yang benar, yaitu peta yang tetap menyebutkan nama negara Palestina.
Menurut Hidayat, Indonesia bisa mengajak Negara-negara OKI, juga anggota SU PBB, bahkan sebagai anggota (tak tetap) DK PBB, Indonesia bisa memprakarsai langkah-langkah yang lebih efektif untuk mengembalikan nama Palestina sebagai negara berdaulat dan meyakinkan Google dan Apple untuk menyebutkan kembali nama Palestina.