HNW Sambut Penyelenggaraan Perkemahan Pesantren Nasional IV
HNW menambahkan bila narkoba, tawuran, dekadensi moral, konflik antarumat, bully atau asusila di sekolah yang menguasasi wacana anak didik termasuk di pesantren maka auranya negatif.
Hal itu, kata HNW harus dikoreksi dengan kegiatan positif yang bisa jadi alternatif, seperti Perpenas yang kembali digagas oleh MAPADI, suatu ormas kepesantrenan yang menyebar di berbagai penjuru Indonesia, yang anggota aktifnya lebih dari 190 Pondok Pesantren.
"Perpenas juga menumbuhkembangkan kebersamaan, optimisme, idealisme, dan kesadaran bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang memberi ruang bagi hadirnya peran besar dari dunia Pesantren juga,” tutur HNW yang juga Ketua Dewan Pembina Mapadi.
HNW menyebutkan pesantren mempunyai jasa yang luar biasa bagi bangsa dan negara, tidak hanya saat mempersiapkan Indonesia merdeka dan mempertahankan kemerdekaan, tapi juga untuk masa-masa sekarang di mana terbukti pesantren juga berjasa menghadirkan alumni yang mempunyai peran yang sangat strategis," pungkas HNW.
Alumni pesantren bisa menjadi pebisnis, pejabat publik, penulis buku, sutradara film, pimpinan Ormas, Orpol bahkan pimpinan negara dan lembaga kenegaraan.
Bahkan madrasah dan pesantren juga bisa unggul secara nasional, dan karena itu banyak diminati oleh masyarakat. Sehingga kalau Rancangan Perubahan UU Sisdiknas dikoreksi dan ditolak antara lain karena terkesan meremehkan Madrasah dan Pesantren.
“Jadi jangan dikesankan pesantren kumuh dan tidak berkualitas. Cara pandang dan salah paham publik termasuk Kemendikbudristek terhadap madrasah dan pesantren harus dikoreksi, dan mengkoreksinya bisa melalui kegiatan positif dan konstruktif seperti Perpenas," ungkapnya.
Perpenas pada 3-5 Nopember, lanjut HNW, menggabungkan Hari Santri pada 22 Oktober dan Hari Pahlawan 10 Nopember.