HNW Sebut Perjuangan dan Pengorbanan Para Pahlawan Pelajaran Bagi Generasi Muda
jpnn.com, INDRAGIRI HULU - Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid MA, menegaskan, Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Syarif Kasim II Raja ke-12 Kesultanan Siak, memiliki tempat tersendiri di hati bangsa Indonesia.
Berkat perjuangan dan pengorbanannya, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, makin bermakna.
HNW memaparkan, beberapa bulan setelah Proklamasi, Sultan Syarif Kasim II berkirim kabar kepada Bung Karno.
Pada saat itu Sultan Syarif Kasim II menyatakan diri bahwa kesultanan yang dipimpinnya siap bergabung bersama NKRI. Bahkan, Sultan Syarif juga merelakan wilayah kerajaannya menjadi bagian dari Negara Kesatuan Rebupblik Indonesia.
Sultan Syarif Kasim juga menyerahkan mahkota kerajaan yang berhias batu permata. Serta menyumbang dana sebesar 13 juta Golden setara dengan Rp 1 triliun untuk pemerintah Indonesia. Tak hanya itu, dia juga mengajak raja-raja di Sumatera Timur untuk mendukung NKRI.
"Sebelum proklamasi, Sultan Syarif dikenal sebagai pendukung kemerdekaan. Ia kerap membantu para pejuang. Ia juga membangun masyarakatnya melalui pendidikan. Pada 1917 Sultan Syarif mendirikan madrasah Taufiqiyah Al Hasyimiah. Kemudian pada 1926 beliau juga mendirikan sekolah khusus untuk perempuan," kata HNW.
Mengingat jasa-jasanya yang begitu besar, HNW menyebutkan, pantas jika bangsa Indonesia memberikan penghargaan kepada Sultan Syarif, meski saat ini namanya sudah diabadikan menjadi nama bandara Internasional di Pekanbaru.
"Dalam arti yang lebih luas, bukan hanya ekonomi, Sultan Syarif adalah teladan. Ia adalah tokoh daerah yang berhasil membangun wilayahnya, kemudian berkontribusi membantu melakukan pembangunan di pusat. Ini harus menjadi panutan bagi kita semua, khususnya generasi muda. Tokoh-tokoh daerah, itu mereka terdidik, lalu menjadi aktifis, dan terpanggil untuk mengabdi kepada bangsa dan negara," ujar HNW.