Honorer K2 Jalan Kaki 200 KM, Semoga Ditemui Pak Jokowi
Sebelum memulai aksinya, Kang Sukma sudah membuat surat pernyataan. Dia menyatakan, bila terjadi sesuatu apapun dengan dirinya, adalah tanggungjawabnya.
Tidak ada satupun pihak yang disalahkan. Aksi ini semata-mata untuk memperjuangkan nasib honorer K2 se-Indonesia dan khususnya di Kabupaten Indramayu.
"Semua perjuangan butuh pengorbanan. Saya rela berkorban demi nasib honorer K2," ucapnya.
Perjuangan Kang Sukma mendapat respons pengurus pusat Forum Honorer K2-Persatuan Guru Republik Indonesia (FHK2-PGRI) Riyanto Agung Subekti alias Itong. Sebagai sesama honorer, Itong mengaku terenyuh melihat situasi dan kondisi yang memprihatinkan ini.
Betapa tidak honorer K2 yang jelas-jelas sudah lama mengabdi dan ada di Database Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), kok ya tega-teganya disingkirkan pemerintah dengan kebijakan tidak manusiawi.
"Apakah kami ini mau digiring dan dijadikan komoditi untuk mendulang suara di Pilpres Tahun 2019 nanti. Mbok ya pemerintah ini melihat realita dan kenyataan di lapangan. Selama ini nasib honorer K2 benar-benar terpuruk dan compang-camping perekonomiannya," bebernya.
Hal itu, lanjut Itong, mencerminkan pemerintah masih abai terhadap kesejahteraan para honorer. Janji tinggallah janji. Janji yang tertuang dalam Piagam Ki Hajar Dewantara belum direalisasi atau mungkin nemang tidak akan ditepati,malah sekarang bikin janji lagi.