Honorer K2 Urunan untuk Biaya Perjuangan Diangkat jadi CPNS
Nurbaiti, pengurus FHK2I DKI Jakarta menambahkan, soal iuran dana perjuangan ini tidak ada patokan nominalnya. Biasanya honorer K2 yang memang merasa senasib dan seperjuangan dengan suka rela menyodorkan sumbangan.
Dia mencontohkan bila ada aksi damai di Jakarta, honorer K2 DKI yang paling sibuk membantu teman-temannya dari daerah. Biasanya mereka mencarikan wisma yang murah meriah. Kalau pun tidak ada tempat yang bisa buat honorer K2 bermalam, mereka istirahat di masjid –masjid, juga di rest area yang ada di jalur tol.
"Tidak bisa dipungkiri perjuangan juga butuh biaya tapi bukan berarti kami golongkan sebagai uang suap atau uang sogok. Ini bentuk keperdulian dari anggota yang enggak bisa berangkat ke Jakarta makanya mereka mengirim perwakilan yang berangkat dengan cara patungan dan nilainya pun tidak ditentukan," paparnya.
Sampai di Jakarta jika para korwil atau korda kumpul, mereka urunan makan bersama sehingga bisa mengurangi biaya hidup selama di Jakarta. Sementara honorer K2 yang di Jakarta, biasanya membawa makanan ringan buat rekan-rekannya dari daerah. Yang paling penting adalah nilai kebersamaannya.
Korwil FHK2I Bengkulu Ridwan juga mengungkapkan pengalamannya. Dengan honor minim, dia harus kerja sampingan apa saja demi asap dapur tetap mengepul.
"Kalau honor kami sangat minim tapi saya enggak putus asa untuk memerjuangkan K2 di Provinsi Bengkulu. Yang penting ikhlas dan semangat dalam memerjuangkan K2 menjadi CPNS," pungkasnya. (esy/jpnn)