Hujan Deras Berpotensi Picu Harga Garam Naik Lagi
jpnn.com, CIREBON - Hujan deras turun hampir merata selama beberapa hari terakhir berpotensi memicu naiknya harga garam.
Pasalnya, stok garam diperkirakan menipis akibat para petani garam mengalami gagal panen, seperti yang terjadi di Kabupaten Cirebon, Jabar. Para petani garam ini baru sekitar dua bulan melakukan produksi garam
“Prediksi kami tahun ini kemarau akan sangat pendek, hanya akan berlangsung dua bulan. Sekarang sudah masuk musim hujan, produksi juga sudah mulai jarang seiring hujan yang sudah sering turun,” ujar Lukman Hakim, kepala Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon.
Dikatakan, produksi garam di Rawaurip nyaris lumpuh. Saat ini yang tersisah hanyalah aktivitas petani garam yang mulai menjual stok simpanannya kepada tengkulak.
Beberapa di antaranya masih mengangkut hasil panen terakhir yang belum sempat diangkut ke gudang.
“Kalau untuk produksi sudah sulit ya. Selain sudah turun hujan, kadang cuaca juga sepanjang hari mendung. Padahal untuk memproduksi garam butuh waktu yang tidak sebentar, butuh berhari-hari,” akunya.
Namun demikian, diakuinya, ketimbang musim-musim sebelumnya, tahun ini nasib petani garam di desanya lebih baik. Musim kemarau yang pendek terbantu dengan harga garam yang tinggi di awal-awal masa panen.
“Untung awal panen haraganya sempat tinggi. Sekarang juga masih stabil, ada yang Rp800 per kilo dan ada yang Rp1000 per kilo. Ini sudah risiko petani. Kalau rezekinya masih ada, mudah-mudahan besok-besok masih ada panas dan kita masih bisa panen lagi,” bebernya.