IAI Ajukan Tiga Proposal Penelitian Terkait Penanganan COVID-19
jpnn.com, JAKARTA - Satgas COVID-19 Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) di bawah koordinasi Prof Dr apt Keri Lestari MSi mengajukan tiga proposal penelitian untuk penanganan penyakit virus corona.
Proposal tersebut merupakan hasil kolaborasi PP IAI dengan berbagai institusi pemerinta, perguruan tinggi, perusahaan farmasi, perusahaan jamu, dan perusahaan teknologi farmasi.
Tiga propposal telah di-submit dalam program Konsorsium Riset dan Inovasi untuk Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Keri berharap kolaborasi ini mampu memberikan sumbangsih kepada pemerintah, dalam upaya mempercepat penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.
“Kekayaan bahan alam di Indonesia luar biasa dan patut untuk dilakukan uji klinis sehingga dapat ditingkatkan dari jamu menjadi fitoformaka. Dengan begitu maka akan lebih diterima oleh tenaga kesehatan sebagai bagian upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya menghadapi pandemi,” tutur Keri, dalam siaran tertulisnya, Minggu (7/6).
Tiga proposal yang diajukan tersebut adalah Uji Klinis Multisenter: Potensi Bahan Alam Indonesia sebagai Imunomodulator untuk Ajuvan Terapi Pasien Covid-19. Tim pengusul untuk proposal ini diketuai oleh Prof Dr apt Ajeng Diantini, MS. didukung oleh IAI, GP Jamu, GP Farmasi, BPOM, Fakultas Farmasi Universitas Pad, Fakultas Kedokteran Unhas, Fakultas Farmasi Unhas, PT Cendo Pharmaceutical, dan PT Royal Medicalink Pharmalab.
Dalam proposal ini diajukan dua produk yaitu TehDia dan VipAlbumin. TehDia yang mengandung Camellia sinensis dan Stevia diketahui memiliki aktivitas farmakologi sebagai antidiabetik, antihipertensi, antihiperlipidemia, antiobesitas, antikanker, antioksidan, antiinflamasi, antimikroba, antivirus, dan mampu meningkatkan fungsi hati dan ginjal.
Sedangkan VipAlbumin yang berisi ekstrak ikan gabus memiliki aktivitas farmakologi sebagai antiinflamasi, khususnya menurunkan sitokin proinflamasi.