Ibrahim
Oleh: Dhimam Abror DjuraidIbrahim menghancurkan semua patung dan membiarkan satu patung paling besar sendirian. Ibrahim meletakkan palu dan alat pemukul di pangkuan arca besar itu.
Ketika diadili oleh pengadilan raja, Ibrahim berkilah bahwa patung terbesar itulah yang menghancurkan seluruh patung yang ada di ruangan itu.
Ibrahim meminta hakim supaya bertanya kepada sang patung besar.
Hakim tidak mungkin bertanya kepada patung karena patung batu tidak mungkin bisa berbicara untuk memberi kesaksian.
Ibrahim berargumen, kalau patung tidak bisa berbicara, mengapa disembah sebagai Tuhan. Argumen Ibrahim ini menohok langsung dengan mengggunakan logika dan rasionalitas.
Pembelaan Ibrahim ditolak dan dia dijatuhi hukuman mati dengan cara dibakar hidup-hidup.
Akan tetapi, api tidak membakar Ibrahim dan dia selamat dari hukuman mati.
Api yang membakar dan menghancurkan tidak bisa menyentuh badan Ibrahim.