Ibu Kandung Bunuh Bayi yang Baru Dilahirkan
Sabtu, 29 Desember 2012 – 07:23 WIB
Dia mengenang pertemuannya dengan Dn. Awalnya ada SMS nyasar sekitar Agustus 2012. Am yang saat itu bekerja di Bogor sebagai pembantu berkomunikasi dengan Dn. Ampun jatuh cinta. Rasanya simpatik Am kepada Dn kian menjadi kala dia pulang dari Bogor ke Tasik, Dn menjemputnya di Terminal Indihiang, Kota Tasikmalaya.
Kemudian hubungan janda dan duda itu “kian serius.” Bahkan saking percayanya kepada Dn, Am pernah meminjamkan uang Rp 300 ribu kepada Dn. Padahal uang itu hasil jerih payahnya menjadi pembantu. ”Saya terbujuk oleh rayuan Dn yang mau menikahi saya. Tetapi hingga saat ini Dn juga tidak ada. Dia menghilang dan saat dihubungi juga tidak ada,” aku perempuan berwajah tirus itu.
Kian hari hubungannya kian dekat. Mereka pun terbuai. Mabuk cinta. Bertempat di perkebunan, Am dan Dn berhubungan badan hingga sang janda berbadan dua.
”Saya pasrah. Nasi sudah menjadi bubur. Saya menyesal,” ujarnya saat ditanya soal ancaman hukuman akibat membunuh anak kandungnya.