Ibu Penjual Gorengan ini Nekat Nyaleg Walau Tak Ada Uang
"Saya pengeluaran tidak seberapa. Hingga saat ini baru sekitar Rp 800 ribu. Itu pun hanya untuk biaya tes kesehatan dan sebagainya. Bukannya pelit, karena memang saya tidak punya uang banyak," paparnya.
Bahkan, ungkap Diah, hingga saat ini dirinya belum membuat banner atau alat peraga kampanye lainnya.
"Untuk makan saja harus ngirit-ngirit, apalagi buat banner. Saya kampanyenya ya cuma mendatangi rumah-rumah warga satu per satu. Dengan pendekatan seperti itu, semoga mereka mau memilih saya," ucapnya diikuti tawa kecil.
Bahkan, untuk selanjutnya, Diah mengaku bingung mau bagaimana. "Intinya, saya mencoba dulu. Kalah menang urusan nanti. Yang terpenting niat saya mulia. Untuk menyejahterakan rakyat kecil. Sebab, saya juga berasal dari rakyat kecil," tuturnya.
Diah menerangkan, biaya Rp 800 ribu yang dia keluarkan merupakan uang tabungannya dari hasil menjual gorengan.
"Hasilnya gak seberapa, setiap hari hanya sekitar Rp 100 ribu. Itu pun banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari," jelasnya.
Diah menyatakan menjual gorengan sejak almarhum sang suami masih hidup. Sekitar enam tahun yang lalu.
"Dulu masih agak enak saat suami masih hidup. Jualan ada yang bantu. Namun, sejak suami meninggal itulah, saya yang harus mengurus segala kebutuhan keluarga seorang diri," ujarnya.(*/c9/diq/jpnn)