Ida Ayu Nyoman Rai Srimben, Inspirasi bagi Sukmawati Menganut Hindu Bali
Memasuki usia senja, Srimben terus mendampingi suaminya di Blitar sambil tetap menunggu surat, berita koran, atau kabar tentang Sekarno.
Kehidupan di Blitar kembali bergemuruh ketika Srimben mendengar Soekarno bercerai dari Inggit Garnasih. Selanjutnya, Bung Karno menikahi Fatmawati.
Pernikahan Soekarno dengan putri tokoh Muhammadiyah asal Bengkulu itu menghasilkan momongan yang sangat diharapkan Srimben dan R Soekemi.
Nyoman Rai Srimben dan R. Soekemi menyaksikan kelahiran cucunya di Jakarta.
Kebahagiaan Nyoman Rai Srimben dan Soekami menimang cucu tidaklah lama. Saat berjalan-jalan di Jakarta, R. Soekemi terjatuh dan sakit keras hingga akhirnya meninggal pada tanggal 18 Mei 1945.
Kemudian Nyoman Rai Srimben kembali ke Blitar. Sejak Indonesia merdeka dan Bung Karno menjadi Presiden Pertama RI, Rai Srimben tidak pernah mau menginjakkan kakinya di Istana Negara.
Namun, Nyoman Rai Srimben menjadi pelopor perkawinan campur antar-suku, sehingga diyakini telah memberikan inspirasi kepada Soekarno untuk menyatukan Nusantara menjadi Republik Indonesia.
Pada 12 September 1958, Nyoman Rai Srimben meninggal dunia. Kini, makamnya berdampingan dengan pusara R Soekemi dan Bung Karno.(bhi/JPNN)