Ide Besar dari Bukit Halimun
Selasa, 04 Agustus 2009 – 07:55 WIB
Namun, Luwuk masih terasa nun jauh di sana. Misi pemdanya memang harus mengatasi yang satu ini: mendekatkan Luwuk ke dunia luar. Rencana memperpanjang landasan Bandara Bubung dari 1.200 meter sekarang ini menjadi 1.600 meter sudah dalam perencanaan. Namun, rasanya harus dipercepat. Pembangunan pelabuhan peti kemas yang baru di Tangkiang sudah nyaris selesai. Pelabuhan baru ini dalam waktu dekat bisa membuat barang yang datang ke daerah ini lebih murah karena bisa diangkut dalam jumlah besar.
Ketika baru mendarat dari Manado dua hari lalu, saya memang langsung minta diantar ke pelabuhan lama di pusat Kota Luwuk. Maklum, hari sudah senja. Saya khawatir keburu malam sehingga tidak bisa melihatnya dengan baik. Belum tentu keesokan harinya saya tidak meninggalkan Luwuk pagi-pagi sekali. Maka, dari bandara saya langsung ke pelabuhan: kaget. Arus barang yang masuk pelabuhan ini sangat besar. Jumlah peti kemas yang turun naik jauh melebihi apa yang pernah saya lihat di Pelabuhan Gorontalo.
Pelabuhan Luwuk sebenarnya sangat istimewa. Dalamnya sampai 13 meter (Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya hanya 9 meter) dan tidak ada ombak sama sekali. Maklum, letaknya di teluk yang dalam. Sayangnya, ”pintu” masuk ke teluk ini ternyata dangkal. Hanya 6,5 meter. Kapal agak besar harus menunggu air pasang untuk bisa masuk atau keluar teluk. Karena itu, sudah tepat kalau pelabuhan peti kemas ini dipindah ke arah Sselatan Luwuk. Yakni, ke daerah Tangkian, sekitar 40 km dari Luwuk.