Ikon-Ikon Seni Jogja setelah sang Maestro Berpulang (3-Habis)
Di Tangan Pesulap, Warisan Itu Hidupi 100 KaryawanSabtu, 31 Januari 2009 – 06:21 WIB
''Kami juga sengaja tidak memakai semua penari profesional. Kami lebih memprioritaskan yang butuh bantuan. Asas yang dipakai juga asas kekeluargaan,'' lanjut dia.
Untuk menyalurkan hobinya di bidang koreografi, galeri itu juga memiliki ruang pertunjukan tari. Ruang tersebut berada di sebelah utara kafe atau restoran. Sama seperti kafe, ruang pertunjukan itu bernuansa merah. Di lorong menuju ruang pertunjukan, dipajang foto penari-penari yang terlibat.
Suguhan utama setiap sore pukul 18.00 adalah tari kreasi ciptaan sendiri berjudul Jaredan. Itu seni kabaret gabungan berbagai tari Nusantara yang diolah dengan komedi dan ilusi. ''Awalnya saya sebut Jare Edan, pokoknya gila. Tapi, agar lebih keren, lantas dikenal sebagai Jare Dance,'' ungkapnya kemudian tertawa.