Ikut Cahaya
Oleh: Dahlan IskanLima tahun kemudian dia pindah kerja. Ke sekolah SMA khusus teater. Tetap di Shanghai. Dia punya kemampuan di program tata cahaya lampu. Dia pun jadi guru teater khusus tata lampu.
Saya memesan mi. Hody memesan mirip iskander di Turki.
Hody tentu sering ke Disneyland. Dia perlu mengamati tata lampu di pertunjukan-pertunjukan di sana.
"Mengatur tata cahaya di teater SMA lebih sulit. Gerak mereka kan belum matang," kata Hody. Tidak mudah membuat bagaimana sorot cahaya bisa mengikuti gerak pemain drama. Atau gerak penari.
Hody mengajarkan bagaimana cahaya lampu bisa mengikuti gerak penari secara tepat. "Sekarang memang sudah ada AI, tetapi keterampilan dasar harus punya," katanya.
Kini tubuh penari bisa dipasangi chip. Terhubung langsung ke lampu yang digerakkan dengan AI. Tidak mudah jadi guru tata cahaya di zaman kecerdasan buatan.
Habis makan kami ke hotel. Jalan dengan energi baru. Hody sudah ketularan budaya orang Shanghai: jalannya cepat.
Hody tahu, anak-cucu saya akan di Disneyland sampai malam. Dia pun begitu. Maka Hody menawarkan makan malam. Dia akan mengajak teman Indonesia lainnya.