Ikut Jokowi
Oleh: Dhimam Abror DjuraidSampai sekarang fenomena dinasti politik masih tetap bercokol di Amerika. Presiden George H. Bush menjadi presiden pada 1989 sampai 1993. Lalu anaknya, George W. Bush menjadi presiden pada 2001 sampai 2009.
Semasa Bush Junior menjadi presiden, adiknya, Jeb Bush, menjadi gubernur Florida. Setelah kakaknya pensiun Jeb mencalonkan diri sebagai presiden pada 2016, tetapi dalam pencalonan kalah dari Donald Trump.
Ketika Bill Clinton menjadi presiden 1993 sampai 2001 istrinya Hillary menjadi anggota DPR. Kemudian menjadi menteri luar negeri, lalu maju sebagai calon presiden 2016, tetapi dalam pertarungan Hillary kalah dari Trump.
Selama empat tahun Trump menjadi presiden ia memboyong anak-anak dan menantu-menantunya ke Gedung Putih untuk menjadi penasihatnya. Yang paling menonjol adalah Ivanka Trump dan suaminya, Jared Kushner, yang didapuk menjadi dua penasihat senior yang sangat berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan Trump di dalam maupun luar negeri.
Di India keluarga Gandhi menjadi wangsa politik paling dominan sampai sekarang. Di Pakistan ada keluarga Bhutto. Di Singapura kepemimpinan Lee Kuan Yew diteruskan oleh anaknya B.G Lee sampai sekarang.
Itulah contoh-contoh konkret dinasti politik di negara-negara demokrasi maju yang sudah mapan. Sistem politik di sana berdasarkan meritokrasi atau prestasi terbaik. Meski demikian keberadaan dinasti politik tak terhindarkan.
Di Indonesa Jokowi dianggap membangun dinasti dengan membawa anak mantunya masuk ke dunia politik. Publik akan melihat apakah Gibran dan Bobby memang punya kemampuan dan kapasitas sebagai kepala daerah, atau sekadar mendompleng nama bapak dan mertua.
Jokowi dikritik karena dianggap sedang membangun “Wangsa Politik Joko Widodo”. Dialah satu-satunya presiden yang semasa berkuasa mempunyai anak dan menantu yang menjadi kepala daerah.