Impor Pangan & Impor Revolusi
Sabtu, 22 Januari 2011 – 01:10 WIB
Henry tidak bersimpati jika pemerintah RI yang hanya sekedar melakukan pendekatan “ketahanan pangan.” Yang terakhir ini, yang penting bahan pangan ada, meskipun diimpor dan hanya membuat importir tertawa tetapi membuat petani menangis.
Daya beli masyarakat, itulah soalnya. Sepanjang masalah ini belum teratasi, maka busung lapar, kurang gizi, selalu terjadi, apalagi apabila pemerintah local cuek kepada kesejahteraan rakyatnya.
Tampaknya, pemerintah harus mengambil kebijakan yang adil bagi semua stakeholders pangan, petani, pedagang dan konsumen yang selalu berseberangan kepentingan. Artinya, diperlukan regulator yang adil, dan tak semata menyerahkannya kepada kemauan pasar.