Pendapat keras disampaikan pengamat ekonomi dari InterCafe IPB, Iman Sugema. Saat diskusi itu, Iman menyodorkan tiga opsi. Pertama, 100 persen Inalum harus diambil alih. Kedua, Jepang hanya mengurusi pabriknya, sedang pembangkitnya milik pemerintah RI. Alasannya, pembangkit listriknya yang paling strategis dan sangat menguntungkan dari sisi bisnis. "Atau listriknya juga diserahkan ke Jepang, tapi airnya (yang berasal dari Sungai Asahan), kita mampeti. Jadi kalau dalam negosiasinya Jepang sulit diajak bicara, cukup katakan, "ya sudah, airnya kita mampetin saja." Memangnya air siapa?" ujar Iman, ekonom yang akan diusulkan DPR masuk ke dalam tim negosiator. (sam/jpnn)
JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR, Chandra Tirta Wijaya mendesak pemerintah untuk tegas menyikapi habisnya masa kontrak pengelolaan PT Inalum pada