Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Inas Nasrullah Dinilai Tidak Cermat Terkait Impor Pangan

Sabtu, 22 September 2018 – 14:45 WIB
Inas Nasrullah Dinilai Tidak Cermat Terkait Impor Pangan - JPNN.COM
Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Spudnik Sujono, menyatakan tak ada impor bawang merah sejak 2016 sampai Oktober 2017. Foto dok humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Angota komisi IV DPR Inas Nasrullah Zubir dinilai tidak paham dengan kondisi pangan di Tanah air. Dia selalu menyalahkan menteri pertanian bila ada masalah terkait impor seperti statment terakhir (21/9) bahwa Mentan harus bertanggung jawab terkait gaduh import. Padahal masalah tersebut ada pada domain kementerian lain. Inas juga menyatakan tidak percaya dengan data BPS yang diginakan oleh Kementan sebagai dasar penetapan produksi tahunan.

Peneliti Pusat Studi Bencana, Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus Koordinator Nasional Indonesia Food Watch, Pri Menix Dey meragukan statmen Inas netral dalam masalah ini. Menurutnya Ines harusnya bertanya kenapa Kementrian Perdagangan ngotot mengeluarkan ijin impor, dan dia harus menayakan amanat UU No 9 tahun 2006, mengenai Sistim Resi Gudang yang merupakan tanggung Jawab Menteri Perdagangan sampai sekarang belum ada. Itu yang harus di kritik dan pertanyakan oleh Anggota Dewan asal Hanura tersebut ujar Menix.

Disisi lain Padahal sebagian besar Pengamat dan Anggota Dewan Komisi IV mengapresiasi Kerja Menteri Amran dan Keberhasilan Program Kementan. Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dinilai telah menunjukkan kerja maksimal dalam menjaga stok ketersediaan pangan. Produksi di sektor pertanian masih dianggap optimal.

Sebagai contoh mengenai anggaran, Pengamat kebijakan publik Digipol Strategic Indonesia, Nur Fahmi BP menilai, Kementerian Pertanian (Kementan) selama ini telah optimal dalam mengelola anggaran. Ia memberi contoh beberapa komoditas pertanian mampu mewujudkan keberhasilan panen sehingga mendukung ekspor untuk menambah pendapatan negara. Indikator lainnya bisa dievaluasi dari meningkatnya nilai tukar petani (NTP) sebagai bentuk kesejahteraan.

"Lihat saja data yang dirilis BPS terakhir. Lalu menurunnya juga angka penduduk miskin di desa yang mayoritas adalah petani pekerjaannya," jelas Fahmi.

Pandangan di atas dikemukakan Anggota Komisi IV DPR, Mindo Sianipar, Jumat (21/9). Dia juga menyampaikan, Amran menunjukkan hasil kerja sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui capaian produksi di beberapa subsektor pertanian yang baik.

"Kalau sektor pertanian masih positif, cukup bagus produksinya. Bisa kontribusi yang maksimal buat sumber devisa negara," ujarnya.

Mindo mengungkapkan, di bawah kendali Amran Sulaiman, sektor pertanian seolah menjadi investor lokal yang menyumbangkan keuntungan finansial sangat besar.

Angota komisi IV DPR Inas Nasrullah Zubir dinilai tidak paham dengan kondisi pangan di Tanah air.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close