Indonesia Tetapkan Tarif Tertinggi Rapid Test, Tetapi Seberapa Penting Tes Ini?
'Swab test' memeriksa gen dari virus, sementara 'rapid test' memeriksa reaksi dua antibodi terhadap COVID-19 yang ditemukan dalam sampel darah, dalam waktu 15 menit.
Hasil dari rapid test akan ditafsirkan oleh ahli kesehatan ke dalam salah satu dari dua kategori, yaitu apakah masih infeksi atau sedang dalam tahap penyembuhan.
Di Indonesia, beberapa pengamat sudah mempertanyakan akurasi dan keterbatasan rapid test dalam penanganan COVID-19.
Baca juga artikel terkait:
- Angka kematian di Indonesia sudah lebih dari 10 ribu jika dihitung berdasarkan pedoman WHO
- Pemerintah Indonesia dianggap menggunakan pendekatan militeristik dalam menangani virus corona
- Alasan tingginya kematian tenaga kesehatan di Indonesia di tengah pandemi virus corona
Elina Ciptadi dari Kawal COVID-19 merujuk ke kasus-kasus di mana rapid test gagal mendeteksi kasus positif COVID-19, seperti yang terjadi pada salah satu tenaga kesehatan di Sidoarjo yang akhirnya meninggal dunia beberapa pekan lalu.
"Almarhum dr Gatot sudah dirapid test dua kali dan hasilnya non-reaktif, tapi kemudian dia rontgen paru-parunya sudah putih, lalu diswab, dan hasilnya positif," kata Elina kepada Hellena Souisa dari ABC.
Elina menambahkan, ada juga kejadian penumpang pesawat dari Jakarta, yang rapid testnya non-reaktif sehingga boleh terbang, tapi sampai di Padang dan diswab, hasilnya ternyata positif.
"Nah, karena sebelumnya hasil rapid test non-reaktif, mereka jadinya tidak diisolasi dan ini berpotensi menularkan ke orang lain."