Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Indonesia Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung

Sabtu, 12 Januari 2019 – 16:52 WIB
Indonesia Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung - JPNN.COM
Mentan Amran di ladang jagung. foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil mencapai target peningkatan produksi padi dan jagung yang dicanangkan pemerintah. Hal tersebut dinyatakan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Sumarjo Gatot Irianto berdasarkan data secara nasional sepanjang tahun 2018.

Gatot meyampaikan produksi padi tahun 2018 mencapai 83,04 juta ton GKG atau setara dengan 48,3 juta ton beras. Angka ini tercatat masih surplus dibandingkan dengan angka konsumsi sebesar 30,4 juta ton beras. Begitu juga dengan jagung, pada periode yang sama produksinya mencapai 30,05 juta ton PK, sedangkan perhitungan kebutuhan sekitar 15,58 juta ton PK.

“Secara nasional selama setahun di 2018 bisa disimpulkan bahwa surplus padi dan jagung sudah bisa kita capai,” kata Gatot dalam acara Bincang Asyik Pertanian Indonesia (Bakpia) di kantor Kementerian Pertanian, Jumat (11/1).

“Namun, tentu jika diturunkan datanya spesifik per daerah dan periode tertentu ada yang kekurangan, tapi bisa ditutupi dari daerah lain yang punya kelebihan produksi. Hal ini akan sangat terekait dengan masalah distribusi,” tambahnya.

Keberhasilan tersebut menurut Gatot adalah hasil dari pelaksanaan Upaya Khusus Padi Jagung dan Kedelai (Upsus PJK) sejak tahun 2015. Sejak dilaksanakannya, Upsus PJK mampu meningkatkan luas tanam padi secara tajam sebesar 2 juta hektare, dari 14 juta hektar pada 2014 menjadi 16 juta ha tahun 2018. “Dengan perbaikan prasarana dan sarana, penanganan pasca panen dan pengamanan produksi, produksi 2019 diproyeksikan akan meningkat lebih tinggi lagi di banding 2018,” terang Gatot.

Potensi tambahan produksi 2019 berpeluang besar diantaranya melalui pengembangan padi dilahan rawa pasang surut/rawa lebak, pemanfaatan lahan kering untuk padi, jagung, kedelai, pengembangan budidaya tumpang sari, perbaikan teknologi benih, pupuk, budidaya, dan penanganan pasca panen, dan pengamanan produksi dari gangguan OPT.

Perluasan areal tanam program SERASI (Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani) misalnya, ditargetkan bisa memperluas lahan rawa pasang surut dan lebak tahun sebesar 500.000 hektare terutama di Provinsi Kalsel dan Sumsel. Diharapkan adanya program SERASI di rawa dapat meningkatkan indeks pertanaman dan mengembangkan korporasi petani. “Dengan adanya program ini kita upayakan pertanaman di lahan rawa menjadi 2 kali dalam setahun dari sebelumnya yang hanya satu kali,” tukas Gatot.

Selain di rawa, perluasan areal tanam juga dilakukan melalui pengembangan padi di lahan kering dengan diantaranya dengan budidaya tumpangsari. Tumpangsari sebagai solusi untuk mengatasi persaingan lahan antar komoditas. Tahun 2019, program tersebut ditargetkan perluasan areal tanam mencapai 1,05 juta hektare atau setara luas pertanaman 2,1 juta hektare. Dari sisi pendapatan pun, budidaya tumpangsari bisa memperoleh keuntungan lebih besar daripada budidaya monokultur.

Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil mencapai target peningkatan produksi padi dan jagung yang dicanangkan pemerintah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News