Indonesia Vs Thailand di Mata Cak Abror
Oleh: Dhimam Abror Djuraidjpnn.com - Kaleidoskop Indonesia akhir tahun 2021 tidak terlalu cerah. Selain cuaca memang masih sering mendung dan hujan badai, banyak indikator lain yang rada suram, yang menunjukkan bahwa Indonesia tidak sedang baik-baik saja.
Bencana alam, mulai dari banjir, longsor, gunung meletus, susul menyusul setiap hari. Pagebluk Covid-19 masih menjadi hantu yang belum benar-benar akan menghilang. Pagebluk berkepanjangan ini melahirkan hampir 30 juta orang miskin baru.
Di pasar, harga-harga naik. Cabai keriting, minyak goreng, telor, daging ayam, semua naik. Ekonomi Indonesia berada pada posisi yang makin melorot menjadi negara duafa, sejajar dengan Timor Leste dan Samoa yang ada di tengah laut Pasifik.
Indikator-indikator kualitatif juga tidak terlalu cerah. Indeks demokrasi Indonesia menjadi sorotan dan pemberantasan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang berada pada titik nadir. Lembaga ini dianggap sebagai titik lemah dalam komitmen pemberantasan korupsi era Jokowi.
Sesuram itukah kondisi Indonesia? Tidak juga. Kita masih punya stok hiburan nasional yang dijamin bakal memunculkan histeria dan euforia nasional, dan bakal serta-merta menghapus semua gambaran suram itu. Kita semua menunggu final sepak bola Piala AFF antar-negara Asia Tenggara, antara Indonesia vs Thailand.
Lupakan cabai keriting. Lupakan kasus korupsi. Lupakan indeks demokrasi. Lupakan pertalite dan premium yang hilang dari pasaran mulai tahun depan. Semua akan fokus pada final sepak bola yang bakal digelar dua leg di National Stadium, Singapura.
Pasukan Garuda akan menghadapi Tim Gajah Putih malam ini (29/12) dan pada awal 2022 (1/1). Dua pertandingan itu akan menyedot semua perhatian. Dua pertandingan itu dijamin akan mengalahkan rekor rating semua acara televisi setahun terakhir. Rating sinetron ‘’Ikatan Cinta’’ pasti akan lewat oleh dua pertandingan final itu.
Inilah momen paling nyata untuk membuktikan apakah nasionalisme Indonesia masih ada atau sudah pudar. Sepak bola--tidak ada lainnya--akan menjadi momen pembuktian nasionalisme itu. Inilah untuk kali pertama dalam kurun waktu yang lama, seluruh warga negara akan bersatu padu menghadapi musuh bersama.