Indonesia Vs Thailand di Mata Cak Abror
Oleh: Dhimam Abror DjuraidKomunitas bayangan itu terbentuk karena adanya perasaan kesamaan nasib dan tujuan. Komunitas bayangan terikat oleh cita-cita yang sama untuk menjadi bangsa yang sejahtera dan lepas dari penderitaan penjajahan.
Nasionalisme selalu sulit untuk didefinisikan, tetapi selalu mudah untuk dirasakan. Para pemimpin politik tahu bahwa untuk menciptakan nasionalisme dan rasa kebersamaan harus dicarikan musuh bersama atau common enemy. Dengan adanya musuh bersama maka bangsa akan bersatu dan nasionalisme akan muncul.
Bung Karno memunculkan Malaysia sebagai musuh bersama dengan menggambarkan negara tetangga itu sebagai antek kolonialisme yang ingin mencaplok wilayah Indonesia. Bung Karno mendeklarasikan konfrontasi dengan Malaysia dan menggelorakan semboyan ‘’Ganyang Malaysia’’ untuk menumbuhkan nasionalisme bangsa.
Bung Karno juga menggunakan olahraga sebagai alat pemersatu bangsa-bangsa. Ia menciptakan Ganefo, Games of Emerging Forces, untuk menyatukan negara-negara non-blok yang tidak ingin menjadi bagian dari rivalitas Amerika dan Uni Soviet.
Olahraga bisa menjadi instrumen penting untuk menggalang solidaritas dan kebersamaan. Olahraga juga bisa dieksploitasi menjadi instrumen sosial dan politik untuk melegitimasi kepentingan rezim yang sedang berkuasa.
Sepak bola sebagai olahraga paling populer di Indonesia, bisa menjadi instrumen sosial dan politik yang penting untuk menggalang nasionalisme dan solidaritas nasional. Syaratnya cuma satu, Indonesia harus juara.
Apa bisa? Tidak ada yang mustahil dalam sepak bola. Momen-momen ajaib bisa saja terjadi setiap saat dalam sepak bola. Hanya dalam hitungan detik drama bisa muncul dan tragedi bisa terjadi.
Itulah sebabnya orang selalu menyebut bahwa bola itu bundar. (*)
Video Terpopuler Hari ini: