Ingat, Bekraf Adalah Anak Angkat Kemenpar
Mantan personel Giant Step yang beraliran progressive rock di era 1970-an itu menegaskan bahwa ke depan, pariwisata merupakan core economy Indonesia. Hal itu sejalan dengan pernyataan Menpar Arief Yahya yang menyebut hanya pariwisata yang akan membawa bangsa Indonesia mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
"Kami berkomitmen untuk membantu pariwisata Indonesia," ucap ayah kandung Virania Munaf, Sherina Munaf dan Mayzura Munaf itu.
Bagi Kemenpar, komitmen Triawan selaku kepala Bekraf itu sangat bermakna. Sebab, industri kreatif berimpitan dengan industri pariwisata. Arief Yahya pernah menulis buku C2C, Creativity to Commerce yang banyak bercerita tentang DiCo atau digital company.
"Creative industries itu ada dua kategori, yang masih berupa creative value dan sudah punya modal commercial value. Nah, yang masih creative value itu wilayah Bekraf untuk menginkubasi, mendidik sampai siap terjun di pasar bebas. Setelah punya commercial value, sudah siap berkompetisi baru dipromosikan di Kemenpar," kata Arief.
Semacam start up company atau perusahaan yang baru, katanya, harus dibina di Bekraf. Pasalnya, 95 persen start up company gagal dan hanya 5 persen saja yang sukses.
"Ini bukan statemen saya saja, ini juga kesimpulan Shikhar Gosh, Harvard Business School. Dari 20 start up, hanya satu yang sukses. Karena itu mereka harus punya strategi besar untuk memenangkan persaingan, yang sering saya sebut dengan 3C. Comparative Strategy, Competitive Strategy dan Collaborative Strategy," kata mantan Dirut PT Telkom itu.
Competitive berarti melihat dan membedah nilai keunggulan kita, dari proses creating, choosing, costumizing, channeling sampai commercing. Posisinya berada di mana, sudah siap dikomepetisikan atau belum.
Kedua comparative adalah bagaimana menghadapi para pesaing. Sedangkan cooperative atau collaborative adalah bergabung dengan pemenang, atau joint the winner.