Ingat, Kasus Ratna Sudah Bikin Kubu Prabowo Babak Belur
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno tidak aneh mendengar cuitan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Andi Arief soal dugaan adanya tujuh juta kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Cuitan Andi lewat akun @Andiarief_, sempat menimbulkan kehebohan, hingga kemudian dihapus dan diganti dengan cuitan lain.
"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya, karena ini kabar sudah beredar.1," tulis Andi, Rabu (2/1) Pukul 20.05 WIB.
Cuitan itu kemudian dihapus dan diganti dengan cuitan lainnya. "Saya minta dicek. Sudah 3 jam beredar di WAG. Supaya jangan ada fitnah," cuitnya.
Menurut Adi Prayitno, dalam politik belakangan ini banyak pihak menggunakan standar ganda. Artinya, terkesan mengonfirmasi di satu sisi, namun di sisi lain bertujuan menguntungkan pihaknya secara politik.
"Jadi kesannya semacam konfirmasi. Jika ada informasi yang menguntungkan diri dan pihaknya, sekalipun belum valid langsung dishare," ujar Adi kepada JPNN, Senin (7/1).
Berbeda jika sebuah informasi dianggap merugikan, kata pengajar di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta ini, pihak tersebut akan berusaha menahannya. Bahkan, bila perlu dijadikan sebagai alat untuk menyerang pihak lawan.
"Sebaliknya, kalau tak menguntungkan info itu dikeep bahkan dijadikan alat menyerang," ucapnya.