Ingin Merdeka, Kurdi Langsung 'Dikeroyok' Enam Negara
”Masing-masing kelereng menyimbolkan talak.Dengan tiga kelereng itu, kami (Kurdi) menjatuhkan tiga talak terhadap Irak. Kami menceraikan Irak,” kata ayah Hidad dengan girang di sela-sela berpawai di ibu kota Kurdistan Region tersebut.
Bagi mayoritas penduduk Irbil dan Kurdistan Region, kemenangan kubu ”ya” sampai lebih dari 92 persen itu adalah deklarasi kemerdekaan. Meski, referendum yang dihelat pada Senin (25/9) dikecam Irak, PBB, dan Amerika Serikat (AS).
Aso Karim Mohamad, mantan anggota parlemen Kurdi yang juga pernah bergabung dengan Peshmerga (paramiliter Kurdi), menyambut gembira hasil akhir referendum yang sesuai harapannya.
”Rakyat (Kurdi) bahagia (dengan hasil referendum). Sebab, kini rakyat akan menentukan masa depan mereka sendiri. Termasuk menanggung sendiri semua risiko,” papar pria 64 tahun itu.
Di sisi lain, Perdana Menteri (PM) Irak Haider Al Abadi dan PM Turki Binali Yildirim mengadakan pertemuan darurat. Agenda utamanya adalah menindaklanjuti referendum KRG yang sebenarnya tak punya kekuatan hukum dan tak mengikat.
”Yang jelas, saat ini militer Turki menghentikan program pelatihan bagi para pejuang Peshmerga. Akan ada beberapa langkah lagi yang kami ambil sebagai tindak lanjut referendum Kurdi,” tutur Bekir Bozdag, juru bicara pemerintah sekaligus wakil PM Turki.
Pemerintahan Abadi menegaskan bahwa Irak tidak akan menggunakan kekuatan militer untuk menghadapi KRG setelah referendum.
Pemimpin 65 tahun itu lebih memilih jalur embargo untuk mendesak Presiden KRG Massoud Barzani mengurungkan niatnya bercerai dari Irak.