Ini Aksi Dugaan Kekerasan Seksual Libatkan Siswi Kelas 4 SD
"Kami takut buk memberi tahu kepada ibu (guru, Red). Mereka melakukannya di waktu jam istirahat pertama," kata Eli menirukan ucapan siswinya.
Mendengar informasi itu, lantas pihak sekolah memanggil kedua orangtua siswi yang melakukan perbuatan tersebut. Ia mengaku keberatan orangtua korban meminta pihak sekolah memindahkan sekolah anak tersebut, supaya anak mereka bisa nyaman bersekolah. Pihak sekolah kata dia, tidak akan mengeluarkan siswi seenaknya, karena menurutnya sekolah harus merangkul.
"Katakanlah dia bersalah, tapi kan kita tetap harus membina. Disamping itu orangtua korban juga menolak anaknya dikeluarkan karena dasarnya belum jelas. Karenanya dilakukan mediasi sebanyak tiga kali, namun sayang, saat itu tidak ditemukan kata mufakat," kata dia.
Mendengar cerita dari para siswi, tindakan itu dilatarbelakangi akibat tontotan yang dilihat para siswi melalui media handphone. Eli menolak bahwa pengawasan sekolah sangat lemah dalam hal ini. Alasannya menurut dia, sebagai kepala sekolah dirinya tidak bisa mengambil kebijakan begitu saja, karena persoalan ini sudah masuk ranah hukum.
Dia malah mengatakan pengawasan kerap dilakukan karena disetiap toilet ada petugas kebersihan. "Cleaning service kan setiap saat ada di situ," kilahnya.
Ayah pelaku yang disebut-sebut bernama IH justru menanggapi dingin kejadian tersebut. Dia mengatakan kejadian ini hanya kejadian biasa saja, dan tidak perlu di besar-besarkan. Bahkan ia sempat terlihat merekam sekeliling halaman sekolah dengan menggunakan handphonenya.
"Biar saya tau orang- orang yang mengintimidasi anak saya," tuturnya sambil terus merekam dengan nada tinggi.
Terpisah, Kadis Pendidikan Kota Medan, Drs Marasutan Siregar, MPd mengaku terkejut mendengar adanya kekerasan yang menimpa siswi kelas IV SD Negeri Percobaan. Apalagi pelaku penganiayaan juga siswi.