Ini Alasan Mengapa Anda Tidak Boleh Berbagi Antibiotik
Faktanya, penggunaan antibiotik secara tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya resistensi antibiotik. Hal ini membuat suatu antibiotik yang tadinya membawa manfaat, tak lagi mampu mengobati penyakit yang sama.
Tidak semua penyakit membutuhkan antibiotik sebagai terapi, sebagian besar penyakit lebih sering disebabkan infeksi virus. Infeksi yang disebabkan oleh virus ini tidak membutuhkan antibiotik sebagai pilihan terapi. Antibiotik hanya diberikan untuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Waspada Resistensi Antibiotik
Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai indikasi, tidak sesuai dengan dosis, dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan resistensi antibiotik.
Kondisi ini menyebabkan tubuh kebal terhadap pengobatan antibiotik, sehingga bakteri yang seharusnya mati dengan obat antibiotik justru dapat bertahan hidup dan membuat kondisi lebih parah.
Resistensi antibiotik telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan bahwa setiap tahun, setidaknya 2 juta orang mengalami resistensi antibiotik di Amerika Serikat. Sebanyak 23 ribu jiwa di antaranya meninggal akibat kondisi tersebut.
Sementara di Indonesia, hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-study) tahun 2013 membuktikan bahwa dari 2,494 orang, 43% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, seperti ampisilin (24%), kotrimoksazol (29%), dan kloramfenikol (25%).
Apabila hal ini dibiarkan maka akan semakin meningkatkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian), karena risiko penyebaran infeksi akibat bakteri yang resisten serta biaya pengobatan yang lebih mahal.(klikdokter)