Ini Kesaksian Rohaniwan Tentang Proses Eksekusi di Nusakambangan
Terpidana Mati Tolak Penutup Mata, Pilih Menyanyi dan BerdoaSaat tiba di lapangan Limus Buntu tempat eksekusi, para terpidana mati mengenakan jubah putih dengan tanda hitam tepat di bagian jantung yang akan menjadi sasaran tembak para eksekutor. Mereka lantas diikat ke tiang kayu berbentuk salib.
Lengan mereka hingga pergelangan tangan diikat ke tiang kayu. Kedua kaki mereka juga diikat ke tiang. Andrew dan Myuran diposisikan berdekatan di barisan terpidana mati. Sementara satu tiang yang harusnya menjadi tempat bagi Mary Jane Veloso kosong karena warga negara Filipina itu mendapat penundaan eksekusi pada saat-saat terakhir.
Dalam kondisi terikat, setiap terpidana mati menghadapi 12 penembak. Namun, mereka tak mau mengenakan penutup mata. Mereka justru memilih menghabiskan saat-saat terakhir hidup dengan berdoa dan pula yang menyanyikan lagi Amazing Grace.
“Ketika mereka ditaruh di salib untuk eksekusi, mereka menyanyi dan kami berada di tenda tak jauh dari lokasi eksekusi mencoba mendukung mereka,” ujar Burrows.
Selanjutnya eksekusi dilakukan pukul 00.35. Butuh waktu 27 menit bagi tim eksekusi untuk memastikan bahwa delapan terpidana mati itu telah meninggal dunia.
Selanjutnya, jenazah para terpidana mati itu dimandikan dan diidentifikasi oleh pejabat konsulat dari negara asal mereka masing-masing sebelum dimasukkan ke dalam peti mati untuk dibawa keluar dari Nusakambangan.