Ini Upaya Kementan Jamin Pasokan Daging Sapi Jelang Ramadan
jpnn.com, JAKARTA - Menyambut bulan Ramadan dan Perayaan Hari Raya Idul Fitri Tahun, Kementerian Pertanian telah melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait dalam hal kepastian pasokan dan kelancaran distibusi daging sapi pada bulan Mei-Juni 2018.
“Koordinasi kami lakukan dengan Pemerintah Daerah, baik dengan daerah sentra konsumen yang terkait kebutuhan daging maupun daerah sentra ternak sapi terkait dengan potensi stok ternak lokal,” kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan Fini Murfiani.
“Pertemuan koordinasi kami lakukan sebagai persiapan awal membahas ketersediaan stock sapi dan daging sapi menjelang bulan puasa dan lebaran tahun 2018. Kami ingin memastikan persediaan daging kita cukup menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), yaitu pada Mei dan Juni," lanjut Fini.
Menurut Fini, persiapan dalam hal penyediaan pasokan daging sapi ini penting sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menstabilkan pasokan, sehingga akan menjaga stabilisasi harga daging pada bulan-bulan tersebut.
“Kami tentunya berharap semuanya stabil, sehingga masyarakat dapat menjalankan ibadah puasa dan merayakan hari Raya Lebaran dengan tenang,” tukasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi ternak sapi tahun 2017 sebanyak 16,599,247 ekor, dimana mengalami kenaikan 3,59 % dari tahun 2016. Namun kebutuhan daging sapi dalam negeri tahun 2018 mencapai 662,54 ton dengan asumsi rata-rata konsumsi nasional sebesar 2,5 kg/kapita/tahun, sehingga untuk memenuhi permintaan tersebut pemerintah berupaya untuk dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, sedangkan impor dilakukan untuk memenuhi kekurangannya.
Hasil perhitungan (prognosa) kebutuhan daging pada bulan Mei – Juni 2018 sebesar 116,339 ton yang dapat dipenuhi dari produksi daging sapi lokal 75,403 ton, sedangkan kekurangannya 40,936 ton dipenuhi dari impor dalam bentuk sapi bakalan dan daging beku.
Fini menjelaskan, daging impor diutamakan untuk memenuhi kebutuhan daging di Jabodetabek yang merupakan daerah konsumen terbesar.