Inikah Firasat Petugas Bandara yang Tewas karena Jatuh dari Tangga Bandara Itu?
Yang paling diingatnya, tiap hari almarhum selalu meminta rokok kepadanya. Sebagai imbalan, almarhum membawakan kopi seduh. “Walau pun ujung-ujungnya saya yang cari air panasnya,” ungkap Marwanto tersenyum mengingat kebiasaan almarhum.
Sebagai teman yang tiap hari bertemu, Marwanto mendapat firasat aneh sebelum kejadian itu. Dalam beberapa hari terakhir, almarhum pernah bercanda seolah-olah akan menggorok leher Marwanto dengan arit. Marwanto membalas candaan itu dengan seolah-olah memukul kepala almarhum dengan botol air mineral.
“Itu candaan dua hari sebelum kejadian, habis guyon kami ketawa–ketawa lagi dengan teman-teman yang lain,” tuturnya.
Ada satu hal lagi keinginan almarhum yang diingat Marwanto. Pria yang oleh almarhum disapa Mbah itu mengungkap kalau almarhum pernah bilang ingin sekali minum es teh manis.
Keinginan itu diungkapnya sesaat sebelum terpeleset. "Mbah, aku kok kepingin es teh ya. Aku mau ke tempat Yanti (anak sulung almarhum), mau minta es (teh). Itu yang terakhir kali dia ucapkan sebelum jatuh," beber Marwanto.
Bukan es teh manis yang didapat almarhum, dia justru dibuatkan kopi dan gado-gado oleh Febri, anak keduanya. Ketika itu, almarhum sudah menunjukkan gelagat aneh. Ia seperti tak nafsu makan dan selalu ingin pulang sehingga sebelum selesai menghabiskan gado-gado buatan anaknya, Karyono pun turun dari tangga anjungan.
Kepergian almarhum membuatnya tak bisa melihat anak bungsunya yang baru lahir sebulan lalu tumbuh kembang seperti anak-anaknya yang lain.
"Kami keluarga sudah ikhlas atas musibah ini. Istrinya memang sangat bersedih, tapi mau diapakan lagi. Mohon doanya saja," tukas Syamsul, adik ipar almarhum Karyono. (*/ce2)