Inilah Kisah Pahlawan Nasional Asal Sulbar, Hj Andi Depu
Namun ketika Jepang terdesak oleh sekutu di Pasifik Selatan, Jepang membolehkan kembali pengibaran merah putih untuk menarik dukungan rakyat menghadapi pasukan sekutu.
Saat persediaan makan bagi tentara Jepang menipis, Jepang memaksa rakyat untuk memberi sumbangan berupa hasil panen serta harta benda secara paksa.
"Di sinilah Hj Andi Depu mulai menentang perlakuan Jepang yang sewenang-wenang. Karena besarnya pengaruh Hj Andi Depu, semangat dan kesadaran rakyat semakin meningkat," dikutip dari buku tersebut.
Pada 1944, Hj Andi Depu mendirikan organisasi Fujinkai, satu wadah gerakan yang melibatkan wanita, sebagai tempat pelatihan dan penggodokan semangat juang wanita Mandar untuk ikut berperan dalam merebut kemerdekaan dari pendudukan militer Jepang.
Wanita yang wafat pada 18 Juni 1985 ini juga ikut mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan RI yang diproklamirkan Soekarno-Hatta.
Berita itu baru diterimanya 19 Agustus 1945 dan disambut dengan suka cita. Kabar itu kemudian disebar Hj Andi Depu ke seluruh wilayah Mandar dan sejak saat itu banyak bendera merah putih dikibarkan masyarakat Mandar.
Para pemuda dan rakyat secara spontan menyambut proklamasi dan berusaha untuk merebut kekuasaan serta merebut senjata tentara Jepang.
Di beberapa daerah termasuk Mandar, terjadi pertempuran dan bentrokam antara pemuda melawan pasukan Jepang yang telah kalah tapi masih bersenjata lengkap.