Inilah Konsekuensi Bagi PAN Setelah Ditinggal Amien Rais
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Jakarta Nyarwi Ahmad menilai terdapat sejumlah konsekuensi atas keluarnya Amien Rais dari Partai Amanat Nasional.
Pengajar Ilmu Komunikasi di Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu mengatakan pertama, secara ideologis PAN akan bertransformasi menjadi partai dengan basis ideologi keislaman yang lebih moderat dan memiliki warna nasionalisme kebangsaan kental.
Menurut dia, keluarnya figur Amien Rais dari PAN, menjadikan partai ini lebih longgar dalam mereformulasikan position ideologisnya.
"Sehingga tidak lagi berbasis pemilih dengan orientasi ideologi keislaman saja, namun juga kelompok-kelompok pemilih yang memiliki orientasi ideologi di luar itu," kata Nyarwi kepada JPNN.com, Selasa (1/6).
Kedua, lanjut Nyarwi, secara organisasi, PAN akan menjadi partai elektoral professional (electoral professional party) karena tidak lagi tergantung pada bayang-bayang figur tertentu, khususnya Amien Rais.
"Ini menjadi peluang sekaligus juga tantangan," tegasnya.
Menurutnya, PAN memiliki peluang untuk merekrut beragam jenis sumber daya elite dan professional dengan orientasi ideologi yang lebih terbuka, tidak hanya berbasis pada orientasi keislaman saja, khususnya yang berasal dari kalangan pendukung Muhammadiyah.
Namun, lanjut dia, ini juga menjadi tantangan bagi PAN karena elektabilitas partai ini, sebagai sebuah organisasi, sebagaimana terpotret dalam sejumlah lembaga survei, termasuk oleh IPS, masih sangat rendah.