Inilah Sajak Perang Oom Prabowo Subianto
jpnn.com - PUISI itu terukir di Taman Makam Pahlawan Taruna, Tangerang. Bukan sekadar untaian kata tanpa makna. Ia menyimpan segudang cerita.
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
Subianto Djojohadikusumo seorang penyair. Usianya 20 tahun ketika Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Tumbuh dalam lingkungan keluarga terdidik. Ayahnya Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Nasional Indonesia. Kakaknya Sumitro Djojohadikusumo, delegasi Indonesia dalam perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB).
Menyongsong proklamasi, bersama para pemuda lainnya sang penyair terjun ke kancah revolusi. Menjadi serdadu berpangkat Kapten. Berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Puisi Pertempuran Terakhir
25 Januari 1946. Ba’da solat Jumat, Kapten Soebianto bersama Letnan Soetopo dan Direktur Akademi Militer Tangerang (AMT) Mayor Daan Mogot memimpin aksi muslihat melucuti serdadu Jepang.
Mereka mendandani empat orang eks Gurka--tentara bayaran Inggris dari India--yang membelot ke republik dengan uniform ala tentara Inggris.