Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Inisiatif Merdeka

Oleh Dahlan Iskan

Rabu, 09 September 2020 – 10:20 WIB
Inisiatif Merdeka - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Arbery mati ditembak di tempat joging itu. Nasib. Yakni nasibnya yang berkulit hitam.

Hanya karena ia kulit hitam –maksudnya ialah yang pantas dicurigai sebagai pencuri yang lagi dikejar– maka ia yang ditembak. Ia sendiri memang lagi lari –joging beneran.

Peristiwa itu menimbulkan kemarahan yang meluas. Itulah sebabnya ketika terjadi lagi  kasus matinya George Floyd tiga bulan kemudian kemarahan meledak hebat sekali.

Floyd adalah orang kulit hitam yang ditelikung polisi kulit putih di Minneapolis. Kelihatannya dua kejadian itu selisih hampir tiga bulan, tetapi kemarahan akibat tragedi yang menimpa Arbery masih terus panas sampai Floyd meninggal dunia.

Itu karena tiga orang kulit putih yang menembak Arbery tidak segera ditangkap. Bahkan sampai dua bulan kemudian.

Nanti saya jelaskan mengapa mereka tidak segera ditangkap. Padahal nama, alamat dan orangnya jelas ada di lokasi itu.

"Hanya karena kulit hitam ia harus dipaksa mati."

"Dan pembunuhnya aman-aman saja."

Orang kulit putihlah yang punya budaya 'hak atas properti adalah hak yang tertinggi'. Tidak boleh diganggu siapa pun –termasuk pemerintah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close