Innalillahi, Dua Pembina Pramuka Tewas Dalam Pembukaan Jambore Jawa Tengah
Tak pelak, bagian belakang truk langsung menyeruduk Avanza hingga terseret sejauh empat meter. Baru berhenti setelah bak truk menindih Avanza yang menabrak pohon besar di dekat mushola Al Mashur yang terletak di depan gerbang Lemdikada Candra Birawa.
"Kejadiannya pukul 19.00. Tadi saya di rumah dan dengar kabar kalau ada kecelakaan. Sampai di sini kondisi mobil sudah terjepit dan sudah ada banyak orang," ujar Aseng (42), warga sekitar yang mengaku sempat ikut membongkar bagian Avanza untuk memastikan keadaan korban. "Saya lihat ada tiga orang di dalam. Satu masih hidup," sambungnya.
Suharno selaku Ketua Kontingen Pati mengatakan, ia tidak menyangka insiden maut tersebut melibatkan anggota kontingennya. Suharno pada saat kejadian sudah berada di dalam kompleks Lemdikada bersama puluhan anak didiknya yang berangkat bersamanya dengan menggunakan bus, serta beberapa pembina yang lebih dulu sampai di lokasi Jambore. Sebelumnya rombongan Kontingen Pati berangkat dari Pati pada Kamis (30/7) sekitar pukul 14.00.
"Kami berangkat pukul 14.00. Anak-anak berangkat pakai bus dan sudah sampai duluan sekitar pukul 17.00-18.00. Rombongan korban berangkat pakai mobil sendiri. Total kontingen Pati memakai tiga kendaraan, baik bus dan mobil. Jumlah kontingen sendiri sekitar 60 orang," katanya saat berada di lokasi kejadian.
Suharno awalnya sempat ditawari untuk ikut di rombongan mobil nahas tersebut. Tapi ia lebih memilih berangkat bersama 40 siswa menggunakan bus. "Saya pilih naik bus. Jadi di mobil itu hanya ada tiga orang. Sopirnya, Pak Ateng yang juga Sekdes Panggung Royom, ia selamat. Pak Sukoco dan Bu Menjaenab masih terjepit di dalam mobil, belum bisa dikeluarkan," terangnya didampingi Sri Mulyawati, salah satu pembina dari kontingen Pati, saat berada di lokasi kejadian.
Sri Mulyawati tidak kuasa melihat dua rekannya tewas mengenaskan dalam insiden kecelakaan maut tersebut. Wanita berjilbab tersebut tidak menyangka jika tujuan korban untuk mengikuti dan mendampingi Jambore Daerah XIV Kwarda Jateng tersebut menjadi perjalanan mereka berpulang ke Yang Maha Kuasa.
"Ini musibah dan menjadi kesedihan kami semua. Juga semua pramuka di tempat lain. Sebab tujuan dari keduanya sangat mulia," ujarnya.
Sri Mulyawati mengaku sebelum insiden nahas itu, rombongan korban baru saja dari tempat perkemahan putra. Tidak jauh dari Lemdikada. "Jadi mereka dari tempat perkemahan putra. Meninjau pendirian tenda di sana. Terus mau masuk ke sini (Lemdikada Candra Birawa, red). Pas kejadian saya sudah di dalam sama anak-anak," ujarnya. Sukoco dan Siti Munjaenab, menurutnya, adalah pembina pramuka.(har/muz/ray)