Intelijen Lemas, Kekerasan Meluas
Rabu, 09 Februari 2011 – 09:09 WIB
Dari catatan KontraS, kekerasan yang melibatkan massa terorganisasi beberapa kali gagal diantisipasi polisi. Misalnya, rusuh di Koja, Tanjung Priok; rusuh dalam sidang Blowfish di PN Jakarta Selatan; dan sekarang kasus Cikeusik dan Temanggung.
"Fungsi intelijen yang lemah, ditambah strategi pengelolaan keamanan di lapangan yang kurang professional, membuat rusuh seperti itu terus terjadi," terang dia.
Padahal, dia menyebut, dari tren kekerasan yang terjadi, polanya selalu terulang. Selain pengerahan orang dalam jumlah besar, muncul komando massa, serta aksi membawa senjata dan terencana.