ISIS Tiada, Raqqa Kembali Berpesta
jpnn.com, RAQQA - Gelak tawa dan suara musik yang membahana saat mengiringi beberapa perempuan dan laki-laki yang sedang menari terdengar dari sebuah desa di Al Jazra, Raqqa, Syria, Jumat (27/10).
Warga setempat tengah berpesta. Lebih tepatnya, bergembira menikmati pesta pertama yang terselenggara sejak militan Islamic State (IS) alias ISIS didepak sepenuhnya dari Raqqa 17 Oktober lalu.
Sebenarnya, mereka tengah berkumpul untuk merayakan pernikahan Ahmad dan Heba. Namun, kebahagiaan itu berlipat karena juga menjadi momen untuk merayakan kebebasan mereka dari ISIS.
Andai saja ISIS masih ada, tak akan ada perempuan dengan baju berwarna. Seluruh tubuh, termasuk wajah, harus tertutup kain hitam. Menyanyi dan menari juga tak boleh dilakukan kecuali mereka rela dihukum atau kehilangan nyawa.
”Semua orang menunggu momen ini. Apa gunanya pesta pernikahan jika semuanya hitam,” ujar Khalaf Al Mohammded, sepupu Ahmad.
Heba tampak cantik dengan menggunakan make-up dan gaun pengantin putih. Rambutnya dikeriting dan di lehernya menggantung uang yang dirangkai.
Uang itu bagian dari tradisi pernikahan di Syria. Henna juga ikut menghiasi tangan Heba. Penampilannya dilengkapi dengan sebuket bunga artifisial.
Para tamu undangan bersukacita dengan menari dabke, tarian tradisional di negara-negara Timur Tengah. Mereka bergandengan tangan, lalu bergerak seirama.