Istana Bantah Pidato Prabowo soal BUMN Bangkrut, nih Datanya
jpnn.com, JAKARTA - Istana Kepresidenan tak tinggal diam mendengar Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto yang menyebut sejumlah Badan Usaha Milik Negara atau BUMN dalam kebangkrutan.
Hari ini, Selasa (15/01), Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika membantahnya.
"Pemerintah justru sangat fokus dalam mengelola BUMN, sehingga peranannya pun semakin meningkat bagi perekonomian," kata Erani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, merespons pidato Prabowo yang menyebut Pertamina, Garuda Indonesia hingga PLN mengalami kebangkrutan.
Jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya pada tahun 1996 itu pun menerangkan, peranan BUMN dapat terlihat dari beberapa hal, seperti penyerapan tenaga kerja dan penerimaan negara atau deviden. Lebih dari itu, perusahaan pelat merah diarahkan untuk pelayanan publik (public service obligation).
Sambil menyodorkan data, dia menyatakan bahwa sepanjang 2018, kinerja BUMN kian membaik.
Aset BUMN melonjak dari Rp 4.577 triliun menjadi Rp 7.817 triliun pada tahun lalu. Laba pun melonjak dari Rp 148 triliun menjadi Rp 218 triliun di 2018.
"Pajak dan deviden BUMN naik dari Rp 218 triliun menjadi Rp 260 triliun pada 2018," tukas pejabat yang menyelesaikan studinya dengan gelar MSc, sekaligus pendidikan doktoral (PhD) di universitas yang sama, Gottingen, Jerman.
Secara umum, tutur Erani, performa maskapai pelat merah Garuda Indonesia menunjukkan perbaikan. Laporan keuangan yang dirilis menunjukkan bahwa sepanjang Januari-September 2018, pendapatan usaha naik 3,5 persen (yoy) menjadi US$3,21 miliar.