Isu Negatif Lebih Berpengaruh Gerus Suara Prabowo ketimbang Jokowi
Namun, hanya 22,8 persen responden yang percaya Jokowi ingkar janji. Sedangkan yang tidak percaya 66,8 persen. Namun jika informasi Jokowi ingkar janji itu benar, maka yang memilihnya tinggal 40,7, sedangkan 40 persen responden yang pernah mendengar kabar itu memilih untuk meninggalkan capres yang juga kader PDIP itu.
Bagaimana dengan isu negatif soal keterlibatan Jokowi dalam kasus korupsi pengadaan bus Transjakarta dari China? 80,4 persen responden ternyata menjawab tidak pernah mendengar isu itu dan hanya 19,6 persen menjawab pernah mendengarnya. Responden yang pernah mendengar isu itu lalu percaya hanya 22,1 persen, sedangkan yang tidak percaya 72,4 persen. Jika informasi itu benar, yang memilih Jokowi 35,4 persen dan tidak 44,9 persen.
Pertanyaan lainnya tentang Jokowi adalah isu bahwa mantan Wali Kota Surakarta itu akan lebih membela kepentingan kelompok minoritas dan tidak memperhatikan kepentingan muslim. Ternyata 91 persen responden tak pernah mendengarnya. Yang menjawab pernah mendengar isu itu hanya 9,0 persen.
Sementara yang pernah mendengar isu Jokowi tak pro-muslim lalu percaya 20,2 persen, sedangkan yang tak percaya 59,5 persen. Jika informasi itu benar, yang tetap memilih Jokowi 32,5 persen dan yang tidak 42,5 persen.
"Bagi yang percaya, kampanye negatif atas empat isu itu akan menurunkan dukungan pada Jokowi sekitar 40 persen," kata dia.
LSI juga menyodorkan empat isu negatif tentang Prabowo. Pertama adalah soal Prabowo terlibat dalam kasus penculikan aktivis tahun 1998. Ada 32,6 persen responden yang pernah mendengar soal itu. Sedangkan yang tidak pernah mendengar 67,4 persen.
Yang pernah mendengar isu Prabowo terkait penculikan kemudian percaya ada 51,5 persen responden, sedangkan yang tak percaya 28,2 persen. Andai isu itu benar, yang tetap memilih Prabowo ada 34 persen responden dan yang tidak 43 persen.
Isu negatif lain tentang Prabowo adalah tentang keluarganya yang tak harmonis. 21 persen responden mengaku pernah mendengar kabar itu, sedangkan 79 persen lainnya tak pernah mendengarnya.