IT Jembatan Timbang Senawar Diklaim Mampu Minimalisir Pungli
Vera Tobing, pimpinan proyek manajemen bersama SI SCI menambahkan, dari tujuh UPPKB yang bakal menjadi pilot project akan ditempatkan 45 orang. Masing-masing terdiri dari tim leader, ketua regu, pemeriksa kendaraan, pengatur lalu lintas. "Mereka akan kita operasikan selama 24 jam, ada 3 shift dan empat regu," sambungnya.
Pihaknya pun berusaha mengoperasikan dan identifikasi karena akan dijadikan role model penerapan kedepan. "Kalau melaksanakan sendiri pasti tidak ada jeleknya, kalau orang lain yang melaksanakan bisa memberikan kritikan dan saran," sambugnya.
Sehingga nantinya akan menjadi UPPKB yang ideal dan diharapkan akan tertular ke yang lainnya. "Tidak semuanya dijadikan pilot ptoject karena selain biaya tinggi tapi hasil tidak maksimal," imbuhnya.
Pada 2018 mendatang, UPPKB akan di ISO 9001 tentang manajemen mutu yang berarti akan diaudit reguler oleh pihak ketiga juga berarti harus ada peningkatan berkesinambungan. "Sistem IT-nya dalam arti ada CCTV, internet dan jaringan untuk mengirimkan data ke server di kementerian," imbuhnya.
Jadi Direktorat Bina Keselamatan bisa melihat lintas harian rata-rata. Dalam arti berapa jumlah truk yang melewati itu. Pihaknya pun tak menapik selama ini sudah terindentifikasi tapi masih secara manual. "Terutama juga bisa dilihat lalu lintas komoditas dari satu provinsi ke provinsi lain. Jadi bisa detail," tambahnya.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumsel, Nelson Firdaus menuturkan hingga tahun lalu tercatat ada lima UPPKB yang ada di Sumsel. Pematang Panggang (OKI), Senawar Jaya (Muba), Martapura (OKUT), Merapi (Lahat), dan Nibung (Muratara). "Tapi ini diserahkan ke pemerintah pusat. Satu diantaranya akan dioperasionalkan kembali yang di Muba," katanya.
Dengan dioperasionalkan kembali, maka tingkat kerusakan jalan bisa diminimalisir dan dapat memperlancar transfortasi hingga angka kecelakaan bisa diturunkan. (chy)