Iyum, Berharap Ada Keajaiban Saat Lebaran
Mendengar itu, Nita dan keluarga lainnya syok. Apalagi biaya untuk pengobatan Iyum tidak sedikit, sementara keuangan mereka terbatas.
Akan tetapi, upaya penyembuhan tetap dilakukan, diantaranya dengan menggunakan program Jaminan Kesehatan Daerah dan Prosahati.
Sampai akhirnya, pada 25 Nopember 2013, keluarga membawa Iyum ke Yograkarta untuk operasi pengangkatan tumor.
Operasi itu berhasil dan menunjukkan hasil positif saat itu. Akan tetapi, lima bulan setelah operasi, kepala Iyum kembali sakit. Bahkan, ingatannya kadang terganggu dan separuh badannya lumpuh sehingga harus dibopong untuk berdiri.
“Mungkin syarafnya kena atau entah apa penjelasan medisnya, yang jelas membuat seluruh keluarga sedih. Katanya setelah operasi masih ada pembekuan darah di bagian otaknya, sehingga menyebabkan keadaanya seperti itu. Kadang-kadang bisa tidak ingat sama sekali dengan orang, saya jadi sedih," kata Nita sambil berlinang meratapi nasib suaminya.
Menurut Nita, sebelumnya Iyum bekerja sebagai petugas kebersihan di Dinas Pertamanan dan Tata Kota Kotawaringin Timur (Kotim).
Akan tetapi, setelah penyakit itu muncul, pekerjaannya beralih tangan ke orang lain. Nita sempat ingin menggantikan posisi suaminya bekerja, namun karena ketentuan administratif, hal tersebut belum bisa diwujudkan.
Nita mengaku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk Iyum. Penghasilannya sebagai guru mengaji tidak memungkinkan untuk bisa membantu pengobatan suaminya.