Jabanusa Sumbang 30 Persen Kebutuhan Minyak Nasional
jpnn.com, YOGYAKARTA - Area Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa) memegang peranan penting dalam kebutuhan minyak nasional. Itu tidak lepas dari kontribusi sebesar 30 persen.
"Ini kerja keras dan keberhasilan bersama antara SKK Migas dan KKKS Jabanusa," kata Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jabanusa Ali Masyhar saat ditemui di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Menurut Ali, produksi minyak nasional berada di angka 800 ribu barel per hari.
Untuk Jabanusa sendiri, produksi minyak lebih banyak dihasilkan di zona Jatim. Seperti lapangan Banyu Urip Bojonegoro dengan produksi 200 ribu - 280 ribu barel, lapangan Poleng dan Sukowati menghasilkan 10 ribu-15 ribu barel. Selain itu, ada juga lapangan Keris Tuban yang bisa memproduksi 100 ribu barel. "Kami berharap bisa menemukan lapangan baru. Seperti Banyu Urip itu merupakan anugerah," ucap Ali.
Namun meski demikian, produksi dalam negeri tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumsi minyak nasional yang kini sebanyak 1,6 juta barel. Sehingga satu-satunya jalan adalah dengan melakukan impor untuk sisa kuota. Pihaknya berharap, ke depannya Jabanusa menjadi andalan produksi minyak dan gas (migas) di Indonesia. Sehingga diperlukan kerja keras dan tidak mudah menyerah. Tantangan ke depan makin besar.
"Di Indonesia, migas masih jadi andalan kebutuhan energi nasional. Semua makhluk hidup selalu butuh energi, terutama migas," terangnya.
Sementara itu, di bidang produksi gas, sumbangan Jabanusa untuk nasional berada di angka 9 – 10 persen, yakni 600 - 700 mmscfd. Gas itu dihasilkan dari wilayah Kangean Sumenep, Santos, dan Sampang. Di Sampang yang dikelola HCML bisa memproduksi 100 mmscfd per hari. "Juga ada temuan baru dari sumur di Bojonegoro yang bisa produksi gas sebanyak 160 mmscfd per hari," pungkas dia. (JPNN/pda)