Jadikan Momentum Hari Bela Negara Semangat Membangun Bangsa
Ia menambahkan pada 2019 ini saja berdasar laporan UNDP, skor HDI Indonesia meningkat menjadi 0.707. Menurutnya, hal ini termasuk kelompok HDI tinggi dan modal besar dalam memajukan pembangunan sebuah bangsa. "Apalagi kita memiliki peluang bonus demografi pada 2030," ujar Sukamta.
Lantas apa yang dimaksud Bela Negara itu? Sukamta menjelaskan pada dasarnya Bela Negara ini memiliki cakupan yang luas. "Berangkat kerja, berangkat sekolah-kuliah, berangkat berjualan, jika diniatkan selain untuk menghidupi keluarga juga untuk berbakti kepada ibu pertiwi secara sepenuh hati, maka pada hakikatnya kita sedang melaksanakan bela negara," ungkap dia.
Dalam Undang-Undang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara (PSDN) juga diatur cakupan dari program Pendidikan Kesadaran Bela Negara, yang mencakup di lingkungan masyarakat, profesi dan pendidikan.
Meskipun lebih khusus lagi Bela Negara juga dilakukan dengan membentuk Komponen Pendukung (Komduk) dan Komponen Cadangan (Komcad) yang berfungsi menopang Komponen Utama yaitu TNI jika ada mobilisasi dikarenakan situasi darurat militer atau bahkan perang.
Dia menambahkan Global McKinsey Institute memprediksi Indonesia akan menjadi negara maju peringkat ketujuh dengan perekonomian terbesar melampaui Jerman dan Inggris pada 2030. Pada tahun itu, Indonesia diprediksi akan memiliki sekitar 113 juta orang tenaga terampil dan ahli serta 135 juta kelas menengah. Ini semua akan men-drive Indonesia masuk katagori negara maju.
"Nah, dengan program Bela Negara tadi yang kita harapkan akan memiliki dampak positif terhadap HDI, mudah-mudahan ini sejalan dengan prediksi McKinsey tadi. Yang penting kita harus selalu semangat dan optimis," harap wakil rakyat dari dapil Daerah Istimewa Yogyakarta ini. (boy/jpnn)