Jajanan Pasar dan Buket Bunga Menteri LHK di Jerman
jpnn.com, JERMAN - Paviliun Indonesia telah berkontribusi besar pada Konfrensi perubahan iklim (COP UNFCCC) 23, Bonn, Jerman. COP merupakan forum pertemuan 195 negara dan 1 blok ekonomi (Uni Eropa) membahas upaya mengatasi perubahan iklim.
Sebanyak kurang lebih 200 pembicara dari berbagai negara hadir dalam 48 sesi diskusi panel di Paviliun Indonesia. Setelah berlangsung selama dua pekan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, menutup paviliun Indonesia, Jumat (17/11) waktu setempat.
Menteri Siti Nurbaya mengatakan, Paviliun Indonesia berhasil menampilkan berbagai upaya nyata Indonesia dalam mendukung aksi perubahan iklim. Menteri kabinet kerja inipun memiliki cara sendiri menyampaikan ucapan terimakasihnya, pada pihak-pihak yang terlibat menyukseskan acara di Paviliun Indonesia.
Secara dadakan, ia meminta untuk dibelikan beberapa buket bunga. Usai pidato penutupan, buket bunga itupun diberikannya secara simbolis kepada beberapa pihak.
Menteri LHK Siti Nurbaya membaca tulisan-tulisan yang disediakan di salah satu dinding Paviliun Indonesia. Foto KLHK for JPNN.com
''Saya beli dadakan, karena sungguh-sungguh ingin menunjukkan rasa terimakasih yang tulus, bangga dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kesuksesan Paviliun Indonesia tahun ini,'' kata Menteri Siti.
Paviliun Indonesia di arena COP 23 berada di jalur utama paling depan bersama-sama dengan paviliun Fiji selaku President COP, dan Paviliun Jerman sebagai tuan rumah. Satu deret dengan Paviliun Indonesia adalah Paviliun Uni Eropa, Inggris dan Perancis.
Dengan luas sekitar 350 m2, paviliun Indonesia memiliki disain dan layout ruang kegiatan dengan display pendekatan implementasi Paris Agreement di Indonesia.
Uniknya, meski penyelenggaraannya di Jerman, namun Paviliun Indonesia benar-benar berasa di 'Tanah Air'. Karena tersedia berbagai makanan khas Indonesia, seperti kue lapis Surabaya, lemper, semar mendem, nagasari, martabak telor, dll.