Jalur Sumbar-Riau Lumpuh Total
Kelok Sembilan dan Rantau Baringin Dihantam LongsorRabu, 08 Oktober 2008 – 09:23 WIB
“Ya, apa boleh buat, jalanan longsor. Lebaran tahun lalu, saya juga mengalami hal begini. Kalau malam ini tidak bisa diperbaiki, alamat akan telat kami sampai di Riau,” kata Andi Malano (42), warga Jalan Tengku Tambusai Riau yang mengaku asal Pariaman. Bukan hanya Andi yang cemas akan telat pulang ke Riau. Sekelompok anak muda yang mudik dengan menggunakan sepeda motor, juga mulai panik.
“Kami sudah berencana, malam ini bisa sampai di Pekanbaru. Karena tadi sebenarnya sudah mulai bekerja. Tapi apa boleh buat, jalan longsor. Mau mutar ke Kiliran Jao, tanggung,”celetuk Edila Deferdo (24).
Kepanikan lebih besar, juga terlihat pada wajah puluhan supir L-300 pengangkut beras, telur, dan sayur mayur dari Sumbar.
“Ondeh mandeh, longsor pulo jalan ko baliak. Lah sansai awak dibueknyo ko mah, batambah pitih kalua,” kata Herman (37), seorang supir asal Kecamatan Guguk, Kabupaten Limapuluh Kota.
Herman mengatakan, biasanya, setiap kali membawa telur ke Riau, dia sudah punya jatah gaji dan makan yang jelas. Kalau jalanan longsor, tentu jatah gajinya bakal harus lebih diirit. Tiap hari, warga Sumatera Barat memang selalu mengirim komoditi pangan ke Riau. Untuk kabupaten Limapuluh Kota saja, berdasarkan data yang diperoleh dari Wakil Bupati Irfendi Arbi, ada 5 Juta butir telur ayam buras yang dikirim.
“Itu baru telur saja. Kalau nanti dihitung pula puluhan ton beras dan sayur mayur dari berbagai daerah di Sumbar. Coba bayangkan, betapa proses ekonomi akan terganggu," kata Irfendi Arbi.