Jan Prince Permata: Demokrasi dan Kesejahteraan Rakyat Saling Memperkuat
Jan juga menjelaskan pemilih muda yang kini mayoritas di Indonesia yang mencapai 56 persen dari pemilih atau 114 juta, menjadi kekuatan terbesar dalam mewujudkan demokrasi yang substantif dan berintegritas.
Dia menyebut pemilih muda dalam konteks pemilu dan pilkada ada dalam dua situasi. Di satu sisi antusias ingin berpartisipasi untuk negeri maupun daerah yang lebih baik, tetapi di sisi lain juga pesimistis dan apatis karena maraknya isu politik uang dan oligarki.
“Apatisme pemilih muda ini harus diubah dengan menciptakan ekosistem pemilu dan pilkada yang demokratis, substantif dan memenuhi asas-asas keadilan,” ujarnya.
Jan juga menyoroti pendapatan perkapita masyarakat Indonesia yang kini mencapai 4580 dolar Amerika Serikat per kapita per tahun.
“Riset di berbagai negara menyebutkan demokrasi akan semakin kuat dan bertahan serta memberi manfaat luas bagi masyarakat dengan politik uang yang mendekati zero pada pendapatan perkapita 10.000 dolar Amerika Serikat. Kita optimistis Indonesia menuju hal itu dan mudah-mudahan bisa terwujud dalam 100 tahun Indonesia Merdeka,” ujar Jan.
Jan juga optimistis demokrasi di Indonesia akan semakin baik termasuk pelaksanaan pilkada pada 27 November 2024 mendatang.
“Peningkatan GNP perkapita kita berlahan terus membaik. Indeks pembangunan manusia juga terus membaik, begitu juga dengan indeks demokrasi kita. Kita sudah 6 kali melakukan pemilihan langsung pasca reformasi dengan berbagai dinamikanya dan bisa dilewati dengan baik. Ini menunjukkan kita on the track di jalur demokrasi,” ujarnya.
Diskusi dan kajian hukum ini dihadiri tiga anggota Bawaslu Kota Surakarta, yaitu Agus Sulistyo, Poppy Kusuma Natalia Wijaya, dan Fifta Angga Hidayat beserta staf Bawaslu Kota Surakarta.