Jangan Kaget, Sejumlah Sayuran Ini Juga Mengandung Nikotin
jpnn.com, JAKARTA - Peran apoteker dalam pengembangan sains dan teknologi pada bidang kesehatan preventif serta promotif dinilai sangat penting. Hal ini dapat diterapkan dengan melakukan modifikasi risiko dan pemanfaatan bioaktif.
"Sebagian besar zat aktif pada berbagai jenis obat yang tersedia merupakan senyawa bioaktif yang diidentifikasi berasal dari bahan alam, seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme," kata apoteker dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Muhammad Aswad dalam diskusi daring Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dengan tema “Peran apoteker dalam Pengembangan Sains dan Teknologi di Bidang Kesehatan Preventif: Peluang dan Tantangan”, baru-baru ini.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan akan bahan baku obat, senyawa bioaktif tersebut telah disintesis secara kimia maupun biologi ataupun telah diderivatisasi.
Harapannya adalah meningkatkan efek dari senyawa induknya ataupun bisa meminimalkan efek samping dari senyawa tersebut.
"Penggunaan senyawa bioaktif juga ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, untuk pengobatan dengan menggunakan bahan baku dari alam, seperti jamu-jamuan," ujar Aswad.
Senyawa bioaktif pada jamu-jamuan yang paling sering ditemukan adalah kurkumin. Tak hanya itu, penggunaan senyawa bioaktif juga ditemukan pada produk tembakau, yaitu nikotin yang bersumber dari tanaman tembakau.
“Tembakau kering mengandung nikotin sekitar sembilan persen," kata Aswad.
Nikotin juga ditemukan pada beberapa jenis tanaman lainnya, seperti pada terong, kembang kol, kentang, dan tomat, walaupun dimakan dengan kadar yang sangat sedikit.